Jakarta, 14 Februari 2025Jogja Amputee Club Football (JAMP FC) memanfaatkan kunjungan ke Jakarta dalam Turnamen Kemenpora Cup Amputee Football 2023 dengan mengikutsertakan salah satu pemain mudanya dalam coaching clinic sepak bola amputasi.

Dimentori oleh Muhammad Syafei, seorang Komite Wasit Indonesia, kegiatan ini juga diikuti oleh empat pemain muda lainnya dari PSAI Jakarta, yang berusia antara 12 hingga 17 tahun.

Pengembangan Talenta Muda Sepak Bola Amputasi

Coaching clinic ini merupakan bagian dari program pembinaan generasi muda PSAI, yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan teknis, meningkatkan disiplin berlatih, serta membangun karakter pemain.

“Kami ingin memastikan bahwa sepak bola amputasi terus berkembang, dan generasi muda memiliki kesempatan yang sama untuk berprestasi,” ujar Muhammad Syafei.

Para peserta mendapatkan pelatihan intensif mengenai teknik dasar sepak bola amputasi, seperti:
✅ Teknik tendangan dalam & luar
Passing atas & bawah
Menangkap bola (untuk penjaga gawang)
✅ Latihan keseimbangan menggunakan tongkat kanadian

Selain pengembangan teknis, coaching clinic ini juga menanamkan nilai-nilai ketekunan, disiplin, serta kerja sama tim bagi para pemain muda.

Refan, Peserta Coaching Clinic yang Termotivasi

Salah satu peserta, Refan (13 tahun) dari JAMP FC, mengaku sangat senang bisa mengikuti pelatihan ini.

“Dari coaching clinic ini, saya mendapat pengetahuan dan pengalaman baru. Senang juga mendapatkan setelan jersey, sepatu bola, serta tongkat kanadian dari PSAI Pusat,” ungkapnya gembira.

Refan kini semakin termotivasi untuk disiplin berlatih.

“Di Jogja, saya akan membiasakan menggunakan kanadian dulu. Kata pelatih, minimal empat bulan saya harus bersahabat dengan kanadian. Saya juga akan berlatih teknik tendangan dan passing,” tambahnya.

Mimpi Besar: Garuda INAF di Piala Dunia

Muhammad Syafei berharap agar lebih banyak generasi baru pemain sepak bola amputasi yang bergabung dalam klub-klub di berbagai daerah, seperti JAMP FC (Jogja), Persis (Surabaya), Persadj (Jember), Persama (Malang), dan Persam (Madura).

“Mimpi besar kami adalah membawa Garuda INAF ke Piala Dunia. Alhamdulillah, di tahun 2022 kami sudah bisa tampil di WAFF (World Amputee Football Federation) di Turki. Tahun depan (2024), kami menargetkan Piala Asia,” jelas Syafei.

Ia juga berharap agar pemerintah melalui Dinas Pemuda dan Olahraga serta DPRD bisa lebih mendukung sepak bola amputasi di Indonesia, baik dalam aspek pembinaan maupun pendanaan.

“Semua ini demi prestasi sepak bola amputasi Indonesia agar semakin mendunia. Kami ingin melihat bendera Merah Putih berkibar di panggung dunia,” tutup Syafei.

Dukung Sepak Bola Amputasi Indonesia!

Dengan semakin banyaknya inisiatif seperti coaching clinic dan turnamen Piala Menpora, diharapkan sepak bola amputasi semakin dikenal luas dan mendapatkan dukungan dari berbagai pihak.

Tetap ikuti perkembangan Garuda INAF dan sepak bola amputasi Indonesia hanya di psai.or.id! ⚽🔥